Wahai jodoh yang sedang aku ikhtiarkan...
Aku berdoa kepada Allah untuk bertemu denganmu secepat waktu yang aku ingin. Namun... Apadaya sampai saat ini Allah masih menyimpan kamu dan aku dalam jarak yang tidak mampu kita kira. Membuat jeda di antara kita dengan waktu yang tak mampu kita ukur. Hingga kita masih sama-sama mencari. Kita sebenarnya sudah sama-sama tahu. Karena jodoh sudah dituliskan Allah sebelum kita terlahir di dunia. Kita sudah sama-sama memahami sejauh apapun kita terpisah pasti bersatu jua. Kita sama-sama mengerti sekeras apapun menolak kita bersama jua. Kalau sudah jodoh pastilah jodoh. Mungkin sekarang kita sedang sama-sama berproses agar bisa segera bertemu. Kita sama-sama sedang mencaricjalan yang tepat supaya kita bisa bersinggungan. Kita seedang sama-sama berusaha untuk saling dipertemukan.
Wahai jodoh yang selalu aku upayakan dalam doa...
Sebelum kita dipertemukan kelak. Izinkan aku memperbaiki diri. Supaya aku pantas untuk mendampingi engkau. Sudah banyak aku berbincang dengan Allah. Sudah banyak kerikil bahkan batu yang membuatku tersandung untuk mendekati Allah. Semoga semakin dekat aku dengan Allah akan membuat kita menemukan cahaya. Ini bukan soal aku terlalu ingin bertemu dengamu. Memang memang memang aku ingin bertemu denganmu. Tapi.... Aku sedang memperbaiki hubunganku dengan Allah. Jikalau Allah sudah mengatakan ku pantas untuk bertemu denganmu. Pastilah kita akan bertemu. Doa selalu aku panjatkan. Semoga dalam rentang usaha kita, selalu ada Allah di dalamnya.
Wahai jodoh yang kelak menjadi imamku
Jangan kaget jikalau kelak istrimu ini manja. Aku wanita yang seperti itu. Namun... Aku percaya, semua pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Aku pastilah berusaha jadi istri yang baik. Pernikahan adalah sebuah komitmen dan penyeimbang dan saling mengisi. Jangan kaget jikalau istrimu ini mudah sekali senang dan mudah sekali sedih. Wahai jodohku kelak.. Aku aku akan jadi peraduan pelepas lelah setelah kau habiskan keringatmu untuk menjemput rezeki Allah. Aku akan memperlakukanmu penuh hormat sebagai seorang pemimpin.
Wahai suami kelak yang akan menjadi surgaku...,
Kelak... Jika aku telah dipertemukan denganmu oleh Allah. Surgamu akan berpindah kepadamu. Ridho suami juga ridho Allah. Bukan ibuku lagi. Suamiku kelak... Aku menyayangi kedua orangtuaku, jadi sayangilah juga mereka. Aku akan mengabdi padamu. Jadi hormatilah orangtuaku. Segala hal yang aku lakukan kelak akan menjadi pertanggungjawabanmu jua kepada Allah. Bimbinglah aku hanya di jalan islam. Tegur aku dengan lembut jikalau aku salah. Mari kita sama-sama hilangkan ego untuk mengapai ridhai Allah dalam rumah tangga kelak.
Wahai suamiku kelak...
Siapapun kamu orangnya aku berharap kita segera dipertemukan Allah...
Wahai suamiku kelak.,,
Aku wanita yang mempunyai banyak mimpi yang sedang aku usahakan untuk diraih.. Jadilah pendamping... Penyemagat...dan penuntun yang bijaksana.
Wahai jodohku...sampai bertemu di waktu dan tempat yang tepat...
Wahai jodoh... Aku merindukanmu untuk bertemu... Semoga kau pun demikian... Rindu yang tiada melebihi rindu kita kepada Allah SWT dan Rasul Muhammad SAW.